Calcite sekunder juga dapat terdeposi oleh air meteorik tersupersaturasi (air tanah yang presipitasi material di gua). Ini menciptakan speleothem seperti stalagmit dan stalaktit. Bentuk yang lebih jauh terbentuk dari Oolite (batu kapur Oolitic) dan dapat dikenali dengan penampilannya yang granular. Batu kapur membentuk 10% dari seluruh volume batuan sedimen.
Batu gamping pada umumnya adalah bukan terbentuk dari batuan sediment seperti yang kita kira, tidak juga terbentuk dari clay dan sand, terbentuk dari batu-batuan bahkan juga terbentuk dari kerangka calcite yang berasal dari organisme microscopic di laut dangkal. Pulau Bahama adalah sebagai contoh dari daerah dimana proses ini masih terus berlangsung hingga sekarang.
Sebagian perlapisan batu gamping hampir
murni terdiri dari kalsit, dan pada perlapisan yang lain terdapat sejumlah
kandungan silt atau clay yang membantu ketahanan dari batu gamping tersebut
terhadap cuaca. Lapisan gelap pada bagian atas mengandung sejumlah besar fraksi
dari silika yang terbentuk dari kerangka mikrofosil, dimana lapisan pada bagian
ini lebih tahan terhadap cuaca.
Batu gamping dapat terlarutkan oleh air
hujan lebih mudah dibandingkan dengan batuan yang lainnya. Air hujan mengandung
sejumlah kecil dari karbon dioksida selama perjalanannya di udara, dan hal
tersebut mengubah air hujan tersebut menjadi nersifat asam. Kalsit adalah
sangat reaktif terhadap asam. Hal tersebut menjelaskan mengapa goa-goa bawah
tanah cenderung untuk terbentuk pada daerah yang banyak mengandung batu
gamping, dan juga menjelaskan mengapa bangunan bangunan yang terbuat dari bahan
batugamping rentan terhadap air hujan yang mengandung asam. Pada daerah daerah
tropis , batu gamping terbentuk menjadi batuan yang kuat membentuk sejumlah
pegunungan-pegunungan batu gamping yang indah.
Dibawah pengaruh pressure yang tinggi,
batu gamping termatomorfosakan menjadi batuan metamorf marble. Pada kondisi
tertentu, kalsit yang terdapat di dalam batugamping teralterasi menjadi
dolomite, berubah menjadi batuan dolomite.
Batu Kapur dan dolomit merupakan batuan
karbonat utama yang banyak digunakan diindustri Aragonit yang berkomposisi
kimia sama dengan Kalsit (CaCO3) tetapi berbeda dengan struktur
kristalnya, merupakan mineral metas table karena pada kurun waktu tertentu
dapat berubah menjadi Kalsit. Karena sifat fisika mineral-mineral karbonat
hampir sama satu sama lain, maka tidak mudah untuk mengidentifikasinya.
Batugamping merupakan salah
satu golongan batuan sedimen yang paling banyak jumlahnya. Batugamping itu
sendiri terdiri dari batugamping non-klastik dan batugamping klastik.
Batugamping non-klastik, merupakan koloni dari binatang laut antara lain dari Coelentrata, Moluska, Protozoa dan Foraminifera atau batugamping ini sering jyga disebut batugamping Koral karena penyusun utamanya adalah Koral.
Batugamping Klastik,
merupakan hasil rombakan jenis batugamping non-klastik melalui proses erosi
oleh air, transportasi, sortasi, dan terakhir sedimentasi.selama proses
tersebut banyak mineral-mineral lain yang terikut yang merupakan pengotor,
sehingga sering kita jumpai adanya variasi warna dari batugamping itu sendiri.
Seperti warna putih susu, abu-abu muda, abu-abu tua, coklat, merah bahkan
hitam.
Secara kimia batugamping
terdiri atas Kalsium karbonat (CaCO3). Dialam tidak jarang pula
dijumpai batugamping magnesium. Kadar magnesium yang tinggi mengubah
batugamping dolomitan dengan komposisi kimia CaCO3MgCO3
CARA PENGGUNAAN BATU GAMPING SBG PENOLAK ARATAN :
1. Larutkan batu gamping ke dalam air
2. Diamkan selama 2 Hari
3. Aduk larutan air gamping td
4. Sebarkan secara merata ke dalam kandang maupun dibawah kandang
5. Taburkan pula di sekitar kandang
6. Lakukan setiap satu minggu sekali
Good Luck,
No comments:
Post a Comment